Stasiun Tugu Jogja

05.09


Stasiun Tugu Jogja
Stasiun Yogyakarta atau juga yang biasa di kenal Stasiun Tugu merupakan stasiun kereta api tua yang telah di resmikan pada pada 20 Juli 1887, yang pada awalnya di beri nama Stasiun Djokdjakarta, Djokdja Toegoe. Pada dasarnya Stasiun Yogyakarta terbagi menjadi dua emplasemen, yaitu emplasemen utara yang memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 5 sebagai sepur lurus pertama dan emplasemen selatan yang memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 3 sebagai sepur lurus kedua. Stasiun Tugu pada awalnya berfungsi untuk menghubungkan Yogyakarta dengan Cilacap dan Batavia.


Tata Letak Stasiun Tugu
            Stasiun Yogyakarta terletak pada Jl. Pringgokusuman, Pringgokusuman, Gedong Tengen, Daerah Istimewa Yogyakarta 55272. Stasiun ini juga memiliki dua pintu masuk dan keluar, yakni pintu utama yang menghadap ke Jalan Margo Utomo (Jalan Pangeran Mangkubumi, termasuk wilayah Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis) dan pintu selatan yang menghadap ke arah Jalan Pasar Kembang (wilayah Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen). Stasiun ini memiliki bangunan khusus untuk loket di pintu selatan.
Dalam kompleks Stasiun Tugu mempunyai turntabele atau pemutar rel, turntable adalah sebuah alat untuk memutar jalur gerbong kereta atau lokomotif kereta itu sendiri.  Pemutar rel/turntable berada di barat dipo lokomotif yang berada di sebelah barat laut stasiun. Di dipo inilah tempat lokomotif-lokomotif besar beristirahat.

Sejarah Pembangunan Stasiun Tugu
            Stasiun Tugu mulai dibangun tahun 1885 dan resmi beroperasi pada tahun 1887. Stasiun tugu merupakan stasiun dengan dua kepemilikan, yaitu jalur sisi selatan milik Nederlands-Indische Spoorweg Maatschppij(N.I.S) dengan lebar rel 1.435 mm sedangkan sisi utara milik Staatsspoorwegen (S.S) dengan leebar rel 1.067 mm. N.I.S & S.S saling berbagi tanah untuk jalur kereta api jurusan Jogjakarta solo.
            Stasiun Tugu meiliki langgam gaya arsitektur Indische Empire yang banyak dianut pada akhir abad ke-19 dan menjadi gaya arsitektur colonial modern pada awal abad ke-20 di Hindia Belanda. Salah satu ciri Indische Empire adalah susunan denah dan tampak bangunan yang simetris terkesan rapi dan sederhana, tidak terdapat bentuk-bentuk yang berlebihn yang juga merupakan pengaruh dari Neo Renaissance. Tetapi pengaruh awal arsitektur modern juga terlihat kuat dengan ornamentasi bergaya Art Deco, berupa komposisi garis garis vertical dan horizontal serta lubang lubang dinding roster yang berguna untuk Croos Ventilation sebagai pemberi karakter bangunan. Pada kedua sisi terdapat bangunan terbuka dengan struktur baja beratap lebar yang mempunyai area peron dan emplasemen


Misteri di Balik Stasiun tugu
            Ketika stasiun tugu hendak dibangun, kawasan itu masih banyak ditumbuhi pohon beringin. Di depan pintu masuk ada sebuah pohon beringin besar yang susah ditumbangkan. Warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Nyai Giri Kencono, sosok penguasa gaib yang digambarkan sebagai makhluk berkepala manusia tapi bertubuh macan.
            Awal pembangunan, kepala kerbau ditanam pada sebua upacara simbolik. Namun, ada hal lain yang mengerikan yakni, kepala manusia dan jari yang ditanam di bawah di bangunan. Kala itu, tiga orang pekerja yang ”dipilih” menjadi tumbal mendadak mengalami sakit parah dan kecelakaan kerja. 
            18 Februari 1886, mendadak seorang pekerja bangunan jatuh saat memasang tembok. Ketika jatuh kepalanya terbentuk bahan material yang ada di bawah. Tewas saat itu juga . salah seorang mandor yang ”tahu” dan mendapat tugas melakukan ritual langsung membawa pekerja itu ke sebuah ruanganuntuk melakukan prosesi. Lehernya di putus menggunakan kapak, kepala dimasukan ke dalam kain hitam. Benda benda dan kepala tersebut ditaman di bawah tegel pintu masuk ( pintu dalam atau bangunan yang lama )
            23 maret 1886, ada pekerjaan lembur, mendadak seorang pekerja kesurupan. Dia berlari lari dan loncat loncat seperti siluman kea. Pekerja lain mencoba membantu dan mengejar , tapi pekerja tersebut berhenti, dia mengambil golok, lalu memenggal kepala nya sendiri dengan sekuat tenaga . seketika itu juga kepalanya terputus lalu jatuh masuk ke lubang galian yang akan di buat pondasi di salah satu sudut bangunan. Untuk proses kepala yang kedua, kepala ditanam tanpa dibungkus kain sedangkan badanya di bungkus kain hitam kemudian dikubur berdakatan tapi sebelumnya diguyur dengan darah ayam cemani
            07 april 1886, kronloginya waktu itu ada misterius sedang mencoba lokomotif untuk mengangkut material bangunan. Lokomotif berjalan mundur, kebetulan ada pekerja bangunan yang sedang memperbaiki sel, nahas kepalanya terpenggal roda lokomotif di peron utara. Kepala dibungkus kain merah sedangkan badan di bungkus dengan kain kuning. Kepala di tanam di ruang dalam, dan badan dikuburkan di peron utara jalur satu atau kalau sekarang di jalur 4
























Referensi
k    

      Zidan Mada dkk, 2018,'kisah tanah jawa Nafas tiang pancang



You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images